Sejarah Coklat Versi Wikipedia
Coklat dihasilkan dari kakao (Theobroma
cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara
sampai ke Amerika Tengah.
Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon
coklat dan, mungkin juga, membuat “coklat” di sepanjang pantai teluk di selatan
Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang coklat ditemukan pada penggunaannya
di sebuah situs pengolahan coklat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM [2].
Residu coklat yang ditemukan pada
tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya
meminum coklat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah
Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai
minuman xocolātl yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini
perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya coklat
juga menjadi simbol kemakmuran.
Biji dari pohon coklat ini sendiri
sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah
dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah coklat atau kokoa. Diperkirakan
kebiasaan minum coklat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM.
Konon, konsumsi coklat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu.
Suku Maya mengonsumsi coklat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah,
vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman Xocoatl juga
dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan
dari kandungan theobromin di dalamnya.
Pada masa Kerajaan Aztec
berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah
Meso-Amerika yang paling kaya akan biji coklat. Bagi suku Aztec biji coklat
merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa Yunani).
Biasanya biji coklat digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai
hadiah.
Coklat juga menjadi barang mewah
pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya,
Toltec,
dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering
digunakan sebagai mata uang [3]. Sebagai contoh suku Indian Aztec
menggunakan sistem perhitungan dimana satu ayam turki
seharga seratus biji coklat dan satu buah alpukat seharga tiga biji coklat [4]
Coklat
cair.
Di awal abad ke-17, coklat menjadi
minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, coklat menyebar di
antara kaum elit Eropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada
akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah
kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya coklat di London, sampai didirikan “rumah coklat” untuk
menyimpan persediaan coklat, dimulai di rumah-rumah kopi.
Rumah coklat pertama dibuka pada 1657. Dan resep es coklat
pertama diketahui berasal dari Inggris pada tahun 1668.
Pada tahun 1689 seorang dokter dan
kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu coklat di Jamaika dan awalnya diminum oleh suku apothekari,
namun minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara
Coklat Eropa awalnya diramu dengan
cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec.
Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di
dalam mesin industri. Biji coklat masih sedikit
difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian
teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk coklat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah
bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang
banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong
khusus (conched), atau dicampur dengan susu
sehingga menjadi coklat susu (milk chocolate).
Rasa
coklat
Rasa coklat masih sulit
didefinisikan. Dalam bukunya Kaisar Coklat (Emperorsof Chocolate), JoelGlenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya.
Menurutnya rasa coklat tercipta dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa
yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau
berdiri sendiri. Karenanya, sampai saat
menikmati coklat dikarenakan titik leleh lemak coklat
ini terletak sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Sebagai ilustrasi,
bila anda memakan sepotong coklat, lemak dari coklat tersebut akan lumer di
dalam mulut. Lumernya lemak coklat menimbulkan rasa lembut yang khas dimulut,
riset terakhir dari BBC mengindikasikan bahwa lelehnya coklat di
dalam mulut meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat
daripada aktivitas yang dihasilkan dari ciuman mulut ke mulut, dan juga akan
tera kini belum ada rasa cokelat tiruan.
Efek psikologis yang terjadi empat kali lebih lama bahkan setelah aktivitas ini berhenti Coklat juga bisa di modifikasi dengan bermacam macam warna seperti Violet, dan tentunya dengan berbagai macam rasa seperti Green chocolate smoothy .